Info Terbaru 2022

Perjalanan Menuju Pesantren Sintesa – Sebuah Dongeng Penuh Kesan

Perjalanan Menuju Pesantren Sintesa – Sebuah Dongeng Penuh Kesan
Perjalanan Menuju Pesantren Sintesa – Sebuah Dongeng Penuh Kesan

Perjalanan menuju Pesantren Sintesa – Assalamualaikum sobat Inspirilo, di postingan sebelumnya saya telah menulis wacana Pesantren Sintesa. Dari awal mula perkenalan via Facebook, hingga memutuskan mendaftar. Dan Alhamdulillah sekarang telah diterima jadi salah satu santri Sintesa Angkatan 6.


Dan di artikel kali ini saya mau menceritakan kembali hal terkait Sintesa. Lebih spesifiknya, yakni wacana perjalanan menuju Pesantren Sintesa yang terletak di Magetan, Jawa Timur. Adapun saya sendiri berasal dari kota Garut, Jawa Barat.


Boleh dibilang, ini ialah pengalaman pertama pergi ke tempat Jawa. Dan sekalinya pergi, untuk tujuan mondok hingga 1 tahun ke depan. Ya, kegiatan di Pondok Pesantren Sintesa memang hanya untuk 1 tahun.


Oke, tanpa perlu bertele-tele, berikut ialah kisah selengkapnya.



Perjalanan menuju Pesantren Sintesa – Persiapan pemberangkatan



 di postingan sebelumnya saya telah menulis wacana Pesantren Sintesa Perjalanan Menuju Pesantren Sintesa – Sebuah Kisah Penuh kesan


panduwisata.id



Setelah menerima kepastian bahwa saya diterima sebagai salah satu calon santri Sintesa, sayapun eksklusif mempersiapkan segelanya. Berbagai keperluan, dari mulai pakaian, berkas-berkas, laptop dan kawan-kawannya semuanya saya persiapkan.


Alhamdulillah sebagian besar barang yang disyaratkan untuk dibawa sudah saya miliki. Makara tidak perlu beli-beli lagi. Kecuali hanya beberapa saja, menyerupai alat mandi dan segitiga pengaman.. hehe


Tak lupa juga saya persiapkan surat izin orang bau tanah sebagai salah satu syarat. Untuk kemudian ditandatangani oleh ibu.


Alhamdulillah, untuk urusan persiapan pemberangkatan ini hampir tidak ada halangan berarti. Semuanya Allah lancarkan.


Mencari gosip wacana rute perjalanan


 di postingan sebelumnya saya telah menulis wacana Pesantren Sintesa Perjalanan Menuju Pesantren Sintesa – Sebuah Kisah Penuh kesan


Seperti saya sebutkan di atas, bahwa ini ialah pengalaman pertama saya untuk pergi merantau ke tempat Jawa Timur. Sebelumnya paling jauh ya ke Bekasi sewaktu kerja dulu.


Eh, Bekasi juga jauh sih ya.. dinsinyalir lebih jauh dari semua kota yang ada di dunia.. hehe


Oleh karenanya, sayapun  sempatkan cari tahu rute perjalanan yang akan dilewati. Seperti biasa, mbah Google siap mengatakan infonya.


Waktu itu cara satu-satunya yang terpikir untuk hingga ke Magetan ialah memakai kereta api. Ya kereta jadi pilihan bijak. Karena selain waktu perjalanannya cepat, hanya sekitar sehari, biayanya juga murah, apalagi kalau yang ekonomi.


Ya sudah lah, saya cari gosip terkait rute perjalanan kereta dari Garut menuju Magetan, lokasi di mana Pesantren Sintesa berada.


Saya cuma mau tahu berapa usang pastinya waktu perjalanan yang diharapkan dengan memakai kereta.


Info yang saya butuhkan pun seketika muncul. Estimasi waktu yang diharapkan untuk hingga Magetan ialah sekitar 11 jam. Alhamdulillah masih sanggup dijangkau kurang dari sehari.


Gagal berangkat bersama teman


Sebenarnya sebelumnya saya ada rencana untuk berangkat bersama salah seorang calon santri lain yang juga berasal dari Garut. Namanya Rifki, tempat tinggalnya di Kawasan Bungbulang, Garut Selatan. Makara memang agak jauh dari lokasi rumah saya yang terletak di utara.


Namun kemudian rencana tersebut batal. Karena kemudian Rifki memutuskan untuk berangkat duluan bersama keluarganya.


Jadi praktislah saya harus berangkat sendirian ke Magetan. Ya sudah tidak apa-apa, pikir saya. Saya tidak terlalu mengkhawatirkan hal tersebut. Sendirianpun tidak masalah, wong tinggal naik di stasiun turun juga di stasiun.. hehe.


Waktu itu tanggal 15 Agustus 2017, sempurna dua hari sesudah saya menerima pengumuman kepastian diterima di Sintesa. Namun saya belum membeli tiket kereta yang dibutuhkan. Dan saya sudah harus hingga di Sintesa maksimal tanggal 20 Agustus.


Maunya saya berangkat sesegera mungkin, dua atau tiga hari sebelum tanggal 20. Supaya tidak terlalu capek dan ada waktu buat istirahat sebelum memulai kegiatan di Sintesa.


Tapi atas beberapa pertimbangan, juga alasannya ialah saran dari orang tua, sayapun memutuskan untuk berangkat tanggal 19 Agustus. Tepat satu hari sebelum tanggal maksimal.


Ya sudah kalo begitu. Tidak apa-apa berangkat mepet waktu juga, alasannya ialah InsyaAllah masih sempat untuk hingga sempurna waktu di Magetan. Pikir saya begitu.


Hal yang saya perlu lakukan hanyalah memesan tiket kereta api untuk perjalanan ke Magetan tanggal 19 Agustus.


Booking tiket kereta api via BebasBayar



 di postingan sebelumnya saya telah menulis wacana Pesantren Sintesa Perjalanan Menuju Pesantren Sintesa – Sebuah Kisah Penuh kesan


railway.web.id



Sebelumnya saya juga tidak pernah memesan/membeli tiket kereta api untuk tujuan ke manapun. Makara belum ada pengalaman. Ya Alhamdulillah alasannya ialah Sintesa, jadi sanggup kesampaian naik kereta lintas provinsi. hehe.. Agak norak memang.


Sayapun mencari tahu gosip terkait cara memesan tiket kereta api secara online. Setelah Googling ke sana-kemari, gres sadar kalau saya punya aplikasi yang sanggup membantu. Membantu untuk menyediakan yang saya butuhkan, yakni tiket kereta api. Aplikasinya yakni bernama BebasBayar.


Aplikasi tersebut memang mempunyai fitur lengkap untuk urusan pembayaran. Intinya bayar apa saja sanggup pakai aplikasi yang saya download secara gratis ini. Mulai dari pulsa, token listrik, bayar BPJS dan segudang jenis pembayaran lainnya.


Saya sendiri cuma gres memakai fitur pembelian pulsa dan token PLN memakai layanan aplikasi ini. Karena harganya terhitung lebih murah dibandingkan dengan beli di konter.


Untuk sajian pembelian tiket kereta api sendiri, belum pernah saya coba sebelumnya.


Dan inilah saatnya untuk mencoba fitur tersebut. Ternyata prosesnya sangat cepat dan mudah.


[ Video ] Cara memesan kode booking tiket kereta api


Saya cuma perlu masuk ke sajian utama. Pilih sajian pembelian tiket kereta. Lalu pilih stasiun asal juga stasiun tujuan. Isi data identitas, kemudian pilih gerbong dan dingklik yang diinginkan. Dan terakhir tinggal bayar memakai saldo yang sudah dideposit sebelumnya ke akun BebasBayarnya.


Perihal stasiun tujuan, belakangan sesudah cari info saya tahu bahwa untuk hingga ke Magetan itu harus melalui Stasiun Madiun. Makara tidak sanggup langsung. Setelah hingga Madiun, barulah naik angkutan lagi untuk sanggup hingga Magetan.


Jadi waktu itu saya pilih stasiun tujuannya yaitu Madiun. Dan stasiun asal, yakni Stasiun Leles Garut.


Alhamdulillah sesudah dicek untuk tanggal 19 Agustus, jumlah dingklik masih tersisa banyak dan sanggup saya pilih sesuka hati.


Saya pilih kereta kelas Ekonomi Pasundan. Karena memang hanya kereta itulah yang kursinya masih tersedia waktu itu. Waktu pemberangkatannya juga pas, yakni pagi hari jam 7 dengan estimasi hingga Madiun yakni jam 18.00.


Alhamdulillah proses pemesanan kode booking tiket kereta nya  lancar tanpa ada halangan. Adapun untuk harga tiketnya sendiri yakni 94 ribu + biaya admin sebesar 7.500 jadi total yang harus saya bayarkan ialah 101.500.


Berikut ialah video wacana cara saya memesan kode booking tiket kereta via aplikasi BebasBayar yang saya lakukan. Kebetulan waktu itu saya sempatkan untuk Screen Recording / merekamnya. Boleh ditonton, silakan.


Setelah menerima nomor kode booking, selanjutnya saya harus menukarkannya dengan tiket orisinil di stasiun pemberangkatan. Dan itu saya lakukan keesokan harinya di Stasiun Leles. Prosesnya juga lancar.


Jadi saya Cuma tinggal menunggu waktu pemberangkatan, yakni tanggal 19 Agustus.


Perjalanan menuju Pesantren Sintesa – Pertama kalinya naik kereta api lintas provinsi


 di postingan sebelumnya saya telah menulis wacana Pesantren Sintesa Perjalanan Menuju Pesantren Sintesa – Sebuah Kisah Penuh kesan


Singkat cerita, tanggal pemberangkatan pun tiba. Sedari sebelum shubuh saya sudah persiapkan segala macam barang bawaan. Saya gres sadar barang bawaannya ternyata banyak juga. Ada satu tas jinjing besar berisi pakaian, dan satu tas ransel berisi banyak sekali macam keperluan pribadi.


Kereta yang akan saya naiki dijadwalkan akan hingga di Stasiun Leles pada pukul 6.45 pagi. Makara sebelum waktu tersebut, saya sudah harus ada di Stasiun. Dan sekali lagi, semua Alhamdulillah dilancarkan. Saya sanggup hingga di Stasiun Leles sekitar 20 menit sebelum jadwal pemberangkatan.


Saat itu, Ibu dan abang wanita saya beserta suaminya (kakak ipar saya) turut mengantar saya hingga ke Stasiun.


Dan sesudah menunggu beberapa saat, kereta yang dimaksudpun nampak datang.


Dengan mengucap basmallah, saya pun menaiki gerbong dan menempati nomor dingklik seseuai dengan yang tertera di tiket. Ibu dan abang ipar sempat ikut menemani saya hingga di kursi. Sembari ikut membantu mengangkat barang bawaan. Ibu ingin sekadar memastikan kalau saya sudah benar-benar sanggup tempat duduk.


Dalam kereta yang masih berhenti, sayapun pamit ke Ibu sembari meminta doa untuk kelancaran dan keselamatan. Maklum ini perjalanan kereta pertama saya untuk jarak tidak mengecewakan jauh untuk ukuran perjalanan darat.


Dan nampaknya kereta sudah akan bergerak, ibu dan abang sayapun keluar dari gerbong – dengan sebelumnya mengatakan nasihat-nasihat. kamipun berpisah. huhu


Perjalanan menuju Pesantren Sintesa – Salat Ashar dan Dzuhur di dalam kereta



 di postingan sebelumnya saya telah menulis wacana Pesantren Sintesa Perjalanan Menuju Pesantren Sintesa – Sebuah Kisah Penuh kesan


ahmedfikreatif.blogspot.com



Perjalanan menuju Pesantren Sintesa – Singkat cerita, keretapun mulai bergerak maju di jalur pacunya. Saya tengok sedikit ke jendela menoleh ke belakang. Ibu dan abang saya tampak makin mengecil seiring bergeraknya kereta.


Stasiun demi stasiun pun dilewati. Kereta bergerak dengan cepatnya.


Secara keseluruhan, saya merasa tidak ada yang Istimewa dari perjalanan kereta tersebut. Sama saja dengan perjalanan darat yang biasa saya lakukan sebelumnya.


Namun ada satu hal yang gres pertama kali saya alami. Adalah ketika saya tersadar bahwa perjalanan yang saya lakukan akan setidaknya melewati 2 waktu salat sekaligus, Dzuhur dan Ashar. Karena secara estimasi, kereta gres akan hingga di Madiun pada ketika maghrib.


Tadinya saya berpikir untuk turun di stasiun tertentu bila sudah masuk waktu salat, ketika kereta sedang transit. Namun nampaknya waktunya tidak akan cukup. Kereta berhenti juga hanya sebentar. Kalau saya paksakan, bisa-bisa baru takbiratul ihram, kereta sudah pergi duluan. Kan gak lucu ditinggalin.


Jujur saya belum tahu wacana bagaimana aturan dan tatacara melakkan salat di dalam kereta / kendaraan yang bergerak. Namun Alhamdulillah saya menemukan jawabannya setelah browsing di salah satu website Konsultasi Syariah yang membahas wacana tatacara salat di dalam kereta.


Sayapun coba mengikuti langkah-langkah yang tertulis di situ. Tepat sesudah masuk waktu ashar, saya salat dan sekaligus menjamak salat dzuhur. Ya sebelumnya saya memang niatkan untuk jama shalat dzuhurnya di waktu ashar. Untuk wudhunya sendiri, Alhamdulillah di WC bersahabat Bordes airnya cukup deras menglir dan sanggup saya pakai untuk wudhu.


Nah itulah pengalaman pertama saya salat dalam kereta. Selebihnya yang saya lakukan di kereta tidak lebih dari main HP, makan bekal yang disiapkan ibu, dan tidur.. hehe. 


Overall, perjalanan kereta kelas ekonomi ternyata tidak mengecewakan nyaman dan tidak seburuk yang saya bayangkan sebelumnya.


Sampai di Stasiun Madiun sesudah 11 jam perjalanan



 di postingan sebelumnya saya telah menulis wacana Pesantren Sintesa Perjalanan Menuju Pesantren Sintesa – Sebuah Kisah Penuh kesan


youtube.com



Entah berapa banyak stasiun yang telah dilewati. Saya tidak sempat untuk menghitungnya. Hehe.


Akhirnya, sorepun menjelang. Saya cek jam sudah jam 5 lebih, dan sudah masuk Jawa Timur. Itu artinya sebentar lagi kereta akan hingga di Madiun. Saya sempatkan cek GPS Google Maps juga memang sudah sangat bersahabat menuju Madiun.


Dan menyerupai telah diperkirakan sebelumnya, kereta pun hingga di Madiun sekitar pukul 17.30.


Saya bergegas keluar kereta dengan barang bawaan yang tidak mengecewakan berat.


Stasiun Madiun rupanya cukup luas, dan perlu waktu cukup usang bagi saya untuk sekadar menemukan pintu keluar stasiun. Selain cukup jauh dari tempat gerbong saya berhenti, juga barang bawaan yang banyak menyebabkan saya tidak sanggup berjalan cepat-cepat.


Tapi kesannya ketemu juga pintu keluarnya. Alhamdulillah.


Sampai di Sintesa ketika maghrib


 di postingan sebelumnya saya telah menulis wacana Pesantren Sintesa Perjalanan Menuju Pesantren Sintesa – Sebuah Kisah Penuh kesan


Perjalanan menuju Pesantren Sintesa – Tujuan selanjutnya sesudah hingga di stasiun Madiun tentunya ke Magetan, lokasi Pesantren Sintesa.


Tepat di depan pintu keluar stasiun, banyak sekali bapak-bapak yang mengatakan angkutan / taksi. Tadinya saya mau pesan taksi atau ojek online ketika itu.


Tapi alasannya ialah ingin segera hingga dan tidak sempat pula melaksanakan order, sayapun mendapatkan anjuran dari salah seorang bapak di situ. Walaupun dengan tarif yang tidak mengecewakan mahal.


Ya waktu itu ia menyebutkan untuk ongkosnya yakni Rp. 100 ribu. Padahal jarak yang hendak ditempuh dari Stasiun Madiun ke Daerah Gorang Gareng, Magetan itu tidak lebih dari 20 km. Yang kalau ditempuh dengan ojek online atau taksi online itu tarifnya tidak hingga 50 ribu.


Tapi ya itu tadi, alasannya ialah mau segera sampai, sayapun iyakan tanpa banyak tawar-tawar. Sebagai formalitas saja, saya cuma bilang, “mahal amat, Pak ongkosnya”. Si bapaknya cuma menimpali dengan simpelnya, “iya dek biasa segitu kok standarnya. Ayo naek aja”.


Ya kemudian, dengan mengendarai taksi kendaraan beroda empat Avanza, sayapun menuju lokasi.


Jalan dari Stasiun Madiun menuju Gorang Gareng, Magetan terlihat begitu sepi. Sama sekali tidak ada kemacetan, sekalipun waktu itu merupakan selesai pekan. Berbeda sekali dengan yang biasa saya temui di kota-kota lain, selesai pekan itu niscaya ramai.


Alhasil, tidak hingga setengah jam, kamipun (saya dan pak supir) hingga di lokasi Pesantren Sintesa. Pak supir tersebut rupanya cukup familiar dengan lokasinya. Karena sudah sering juga sebelumnya mengantarkan calon santri Sintesa menyerupai saya.


Malam pertama di Sintesa


 di postingan sebelumnya saya telah menulis wacana Pesantren Sintesa Perjalanan Menuju Pesantren Sintesa – Sebuah Kisah Penuh kesan


Perjalanan menuju Pesantren Sintesa – Untuk pertama kalinya saya menjejakkan kaki di Sintesa. Sebuah tempat yang saya idamkan untuk mencar ilmu Alquran dan bisnis online nantinya. Alhamdulillah sesampainya di sana saya disambut oleh para senior yang baik-baik hati. Sayapun bergegas salat maghrib mumpung masih ada waktu, mandi dan beres-beres lainnya.


Tampak juga waktu itu sudah ada Rifki, calon santri asal Garut juga yang saya ceritakan di awal. Ia salah satu santri yang tiba paling awal ke Sintesa. Kami juga gres saling kenal di situ. Karena kendati berasal dari kota yang sama, tapi belum pernah kenal sebelumnya.


Malam itu, sebelum tidur juga kami disajikan pertandingan bola voli yang mempertemukan tim Sintesa dengan tim dari RT sebelah. Pertandingan tersebut juga digelar dalam rangka perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke 72.


Pertandingan berlangsung seru dan berakhir dengan kemenangan tim Sintesa. Tim Voli Sintesa memang dikenal cukup sukar untuk dikalahkan rupanya.


***


Malam Minggu tanggal 19 Agustus 2017 menjadi malam pertama saya di Sintesa. Saya bersyukur sanggup tiba dengan selamat sentosa di Sintesa. Bersyukur pula sanggup digabungkan dengan para cowok sholeh lagi rajin nan tampan dari banyak sekali kota di Indonesia. Semuanya berkat Sintesa.


Mudah-mudahan ini jadi awal yang baik. Bismillah, saya ucapkan. Semoga Sintesa jadi jalan kebermanfaatan bagi kami para santri dan keluarga nantinya. Aamiin.


Penutup


Nah itulah sekilas pengalaman berkesan wacana perjalanan menuju Pesantren Sintesa yang saya alami. Adapun ketika artikel ini ditulis, sudah hampir sebulan saya menjalani kegiatan di Sintesa.


Lingkungan di sini, menyerupai saya perkirakan sebelumnya sangatlah mendukung. Baik itu untuk urusan ibadah dan juga pembelajaran internet marketingnya.


Jadi cukuplah saya dibuatnya betah berada di tempat menyerupai ini. Seperti dijerumuskan dalam jurang kenikmatan. Terlebih ditemani dengan teman-teman gres yang luar biasa kerajinan dan ibadahnya. Semakin menambah semangat mencar ilmu tentunya.


Baik, sekian saja barangkali artikel ini. Walaupun isinya hanya sharing pengalaman, saya harap sanggup bermanfaat bagi sobat yang membacanya.


Sekian dan terima kasih.


Salam.


Baca juga : Pengalaman menghadiri kegiatan OUN (ODOJ Untuk Negeri) di Masjid Istiqlal


Advertisement

Iklan Sidebar